Alkisah, pada abad ke-16 hiduplah salah seorang perempuan
kaya, bernama Alice, yang tinggal di salah satu desa di benua eropa sana.
Sekilas, Alice terlihat seperti anak rajin. Dia memakai kacamata,
juga selalu memakai tas ke mana-mana. Namun siapa sangka, ternyata dia anak yang pelupa.
Semua berawal di suatu hari, saat Alice sibuk meneriaki mamahnya yang lagi masak
di dapur.
“KACAMATAKU
HILANG!” kata Alice.
“Di
kepalaaaa…”
“Oh
iyaaaaaah!” “TAS AKU?”
“Di
punggung…”
“Ups…”
“UANGKU?!”
“Di
tuyuuuul…”
“Hah Tuyul?! Tuyul itu siapa??!” saut Alice, kesal.
“Tuyul
itu… rahasia.”
Sejak saat itu, Alice membenci ibunya. Ibunya enggan
mengasih tau siapa tuyul dan di mana keberadaannya. Belakangan diketahui,
ibunya berbuat seperti itu, agar Alice menjadi pribadi yang mandiri. Yang nggak
sedikit-sedikit nanya ke ibunya.
Alice pun memutuskan untuk mencari tahu sendiri siapa
itu tuyul.
Pertama-tama, Alice menanyakan siapa Tuyul kepada
Wikipedia. Tapi, pada zaman itu belum ada Wikipedia, makanya nggak jadi nanya.
Kedua, Alice menanyakan tentang Tuyul kepada abang-abang penjaga warung.
“Bang,
tolong bantu saya. Tuyul itu siapa?!”
“Oh, itu, anak muda,” kata si abang-abang, “Kepercayaan terhadap sesuatu yang
dianggap ada, padahal sebenarnya nggak ada.”
“Itu
takhayul, bang,”
Ternyata penjaganya tuli.
Alice frustasi. Berhari-hari dia mencari tahu tentang Tuyul yang mengambil uangnya, tapi nggak ketemu-ketemu. Pada suatu malam, ada
kakek-kakek tua berbaju hitam menghampiri Alice yang tengah tertidur di sebuah gubuk
sawah yang tak terurus. Alice bertekad nggak akan pulang ke rumah, sebelum dia tau siapa itu Tuyul.
“Anak
muda,” kata si kakek.
Alice pun terbangun dari tidur pulasnya. “Ya, ada
apa, Kek?”
“Kamu
ingin tahu siapa itu Tuyul?”
“Betul,
Kek! Kakek tau?! Gimana caranya?!”
”Caranya? Ketik Reg…”
“KEK!”
“... Kakek cuma bercanda.” “Caranya, kamu cukup pulang ke rumah, lalu cukurlah alismu. Niscaya, kamu akan melihat Tuyul...”
“Serius, Kek?!”
“NOAH!”
“KEK!”
“... Kakek cuma bercanda.”
”Caranya? Ketik Reg…”
“KEK!”
“... Kakek cuma bercanda.” “Caranya, kamu cukup pulang ke rumah, lalu cukurlah alismu. Niscaya, kamu akan melihat Tuyul...”
“Serius, Kek?!”
“NOAH!”
“KEK!”
“... Kakek cuma bercanda.”
Alice pun bergegas berlari ke rumahnya, ke kamar, lalu mencari
sebilah pisau untuk mencukur kedua alisnya. Tanpa ada rasa ragu, dia mencukur
dengan penuh semangat. Pertama-tama, dia cukur alis kanannya. Kemudian, alis
kirinya.
Sesaat kemudian, setelah kedua alisnya tak ada lagi, dia melihat anak kecil botak bercelana dalam putih masuk ke kamarnya.
Anak kecil itu membongkar laci meja rias Alice, tempat Alice menyimpan uang.
“HEH
KAMU! KAMU PASTI TUYUL KAN?! KAMU YANG NGAMBIL DUIT SAYA WAKTU ITU?!” bentak
Alice.
“I-iya…
T-tapi…”
“TAPI
APA?!”
“Itu
disuruh mamah..”
“Mamah?”
Ternyata itu adiknya Alice. Dia bernama Tuyul. Alice
lupa kalau dia punya adik.
Lewat dari hari itu, Alice sungguh menyesal telah
mengikuti perintah si kakek-kakek. Dia sering melamun di depan
cermin, memerhatikan mukanya yang jadi aneh semenjak nggak ada alis.
Berhari-hari dia merenung dan menunggu, lalu
bertanya-tanya, kenapa alisnya nggak numbuh-numbuh. Berbagai cara dia lakukan agar alisnya numbuh. Mulai dari cangkok alis, sampai mengadakan gerakan menanam
satu hari satu alis. Tapi, hasilnya nihil.
Sampai suatu ketika, dia melihat adiknya, Tuyul,
sedang mengerjakan tugas menggambar dari sekolahnya. Saat itu, Tuyul menggambar
gunung lengkap dengan matahari di tengah-tengah, sawah, juga burung.
“Yul,
itu apa namanya?” kata Alice, memerhatikan benda yang dipegang Tuyul.
“Pensil,
Kak.”
“Kok
pake pensil?”
“Biar ngapusnya gampang, Kak,”
Alice manggut-manggut, sambil memerhatikan gambarnya
Tuyul.
“Yul,
ini gambar apa?”
“Burung,
Kak,”
“Kok
kayak kakak kenal ya gambarnya?”
“Itu
kayak alis kakak, Kak!”
Alice terdiam, mengelus-ngelus dagu, dengan gerak terburu-buru, dia meminjam pensil adiknya saat itu juga untuk
bereksperimen. Berjam-jam dia habiskan di depan cermin, hanya untuk mengembalikan alisnya yang telah lama dia cukur. Awalnya, bentuknya seperti ini...
![]() |
Terinspiras dari gambar burungnya Tuyul... |
Lalu...
![]() |
Niatnya biar gampang, tapi malah hancur... |
Karena usahanya yang keras dan tak kenal putus asa, akhirnya bentuknya pun menjadi....
![]() |
Khan maeen... |
Alice menyadari, ternyata, bikin alis itu susah. Butuh berjam-jam biar bentuknya sesuai dengan keinginan.
Alisnya pun balik lagi, meski dengan
bantuan pensil.
Seiring berjalannya waktu, Alice merasa nggak enak kalau harus terus-terusan memakai pensil milik adiknya. Dia mikir, sungguh sangat tidak adil kalau harus membiarkan adiknya menggambar dengan tangan kosong. Emangnya berantem.
Dia pun memutar otak, lalu menciptakan sebuah pensil baru, yang bernama, pensil Alice. Pensil khusus alis.
-TAMAT-
Pertamax.
BalasHapus*komen doang, baca kagak
Taeeee
HapusHahahah...sableng banget lo bang. Ini sejarahnya dari mana? Sumbernya dari mana? Hahaha
BalasHapussumber terpercaya pokoknya...
HapusHuahahaha super sekali.
BalasHapusSatria teguh
HapusAda yang kurang, alis sinchan nya mana? haha
BalasHapusWakakak sudah aku duga kamu adiknya alice bang. Terus ini nulis kisah kakak mu khan
BalasHapus*ngik*
BalasHapusWoahaha. Bisa-bisa. Mau ketemu sama Alice dong, Sat. KHAN MAEN!
BalasHapusAlice-nya ada di... Rahasia
HapusPengen ga ketawa tapi gakbisa
BalasHapus-_-
HapusNgiqiq. Sungguh qeren seqali
BalasHapusHahaha itu foto alis yang pertama ketje banget
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusgilaa.. abangnya yang ngarang pinter banget :D
BalasHapusKhan maen kamu cerdas sat
BalasHapusYaampun, harusnya lu nulis beginian di wikipedia bang. Biar semua orang tau, asal usul pensil alis
BalasHapusWah ner uga u
Hapuspensil alice khusus alis :D
BalasHapusimajinasi lu bang *tepuk tangan*
itu kisah sungguhan..
Hapuskhan maen dah :D
BalasHapusTernyata bermula dari Alice ya. Uhm..
BalasHapusYoi brooo
HapusKHAN MAEEEN BANGGG SAAAAATTTT AJARI AKU SUHU
BalasHapusya.
HapusBener bener Khan Maen deh....... transformasi alisnya terlihat begitu epik. Lo gak kepengen nyoba, Sat?
BalasHapusYa siapa tau aja alis lo berubah mirip kumisnya pak raden. Agak meliuk-liuk tapi tetep kreatif. Uhuy.
thanks sarannya!
HapusBtw, tuyul punya alis nggak bang?
BalasHapusKalo punya....
Khan maeeen!
auk
Hapusentah kenapa gue mbayangin alis lo dibikin kayak gambar pertama bang hahahaha btw ceritanya kreatif hehe
BalasHapusKHAN MAEN itu apa, Mz? saya lupa. hehe
BalasHapus